Senin, 17 Desember 2007

TEKNIK PENCARIAN BAHAN BERITA

Oleh Akhmad Kusaeni



Pengantar
Jurnalistik lahir ketika manusia sudah mampu menulis. Sedangkan suratkabar muncul ketika manusia sudah mampu menulis secara teratur. Para ahli berpendapat bahwa jurnalistik menjadi kegiatan manusia yang lebih teratur kira-kira 50 tahun sebelum Masehi, yaitu pada masa pemerintahan Julius Caesar, maharaja Kerajaan Romawi, yang menjadi pusat peradaban Barat.
Ketika itu Julius Caesar memerintahkan penempelan "Acta Diurna" (catatan harian) dan "Acta Senatus" di tempat umum di kota Roma untuk kemudian disalin kembali oleh para "budak" kaum elite Roma yang merupakan cikal bakal suratkabar. "Acta Diurna", menurut perkembangan kata (morfologi), menjadi "journale" (Perancis), "journalism" (Inggris) dan "jurnalistik" (Indonesia).
Memerlukan waktu berabad-abad kemudian ketika jurnalistik menjadi kegiatan yang bermotif ekonomi. Berawal pada zaman Renaissance, abad pertengahan, yang disu-sul dengan Revolusi Industri abad ke-17. Suratkabar pertama, sebagai manifestasi jur-nalistik cetak, muncul dalam tahun 1609. Suratkabar ini diterbitkan Johann Carolus di Strausbourg, Jerman, dengan nama "Relation". Tapi sebelumnya telah ditemukan mesin cetak oleh Johannes Gutenberg dalam tahun 1400 -1468.
Kemudian muncul foto dokumenter, yang menurut Edom (pimpinan Missouri Photo Workshops) dalam bukunya Small Town America merupakan dasar dari fotojurnalistik sebagaimana dikenal sekarang ini. Setelah itu tampil siaran radio pertama tahun 1909 di San Jose, California dan siaran TV tahun 1940 sebagai manifestasi dari jurnalistik elektronika.
Dari perkembangan sekilas di atas terlihat bahwa sekarang ini jurnalistik tidak lagi diartikan hanya sebagai catatan harian (Acta Diurna pada jaman Julus Caesar). Para ahlipun kemudian mencoba merumuskan pengertian/batasan jurnalistik. Jumlah pengertian/batasan jurnalistik sama banyaknya dengan jumlah ahli jurnalistik. Salah satu yang penting sebagai berikut:

Jurnalistik adalah segala bentuk kegiatan yang dilakukan dan sarana yang digunakan dalam mencari, memproses dan menyusun berita dan ulasan mengenai berita sehingga mencapai publik.
Dengan demikian dapat disimpulkan kegiatan yang dimaksudkan meliputi :
mencari/mengumpulkan apa akan yang disebarluaskan kepada masyarakat pada umumnya
mengolah/menyeleksi hasil pencarian/pengumpulan tersebut
menyusun hasil pengolahan dalam bentuk tertulis seperti berita (berita lempang, berita bertafsir, berita selidik, analisis berita dan sebagainya), non berita atau pendapat (artikel, feature, tajuk rencana, kolom, pojok, surat pembaca, karikatur), atau gambar/foto. Juga kegiatan penyuntingan dan penulisan ulang atas bentuk-bentuk tertulis/foto tersebut, khususnya yang belum memenuhi syarat tertentu.
menyebarluaskan berita, tafsiran, pendapat, foto melalui suratkabar, majalah, radio, televisi atau media lain yang memungkinkan (sarana).
Sarana seperti suratkabar, majalah, radio, televisi tersebut di atas mendukung seluruh kegiatan jurnalistik. Dalam dunia sehari-hari seluruh sarana tersebut dicakup dalam istilah "pers", yaitu seluruh media yang digunakan untuk menyampaikan berita tulis, berita foto, tafsiran atau pendapat.
Jurnalistik dikelompokan menjadi :
1. jurnalistik cetak, terdiri atas :
a. jurnalistik suratkabar
b. jurnalistik majalah
2. jurnalistik elektronika, terdiri atas :
a. jurnalistik radio
b. jurnalistik televisi
3. jurnalistik kantor berita

I. Berita: Binatang apa itu?

Ada ribuan definisi mengenai apa itu berita. Bahkan ada sebuah buku setebal 200 halaman yang isinya melulu mengenai definisi atau pengertian berita. Ini beberapa diantaranya:

1. Berita adalah segala informasi yang menarik perhatian manusia dan menyangkut kepentingan umum serta dilaporkan oleh wartawan. Sebelum dicetak di koran, disiarkan di radio, atau ditayangkan di TV, belum bisa dikatakan berita. Baru informasi dari mulut ke mulut, desas-desus atau kabar burung.

2. News is anything that you didn’t know yesterday.
Tidak ada yang lebih basi dari koran kemarin.

3. News is North, East, West, and South.
Berita adalah informasi yang dikumpulkan dari tujuh penjuru angin. Meski begitu, berita yang menarik harus mempunyai unsur kebaruan dan kedekatan (timely and proximity).

4. Berita adalah sesuatu yang luar biasa.
Dog bites a man is not news. Man bites a dog is a news.
Bad news is good news, karena pers adalah watchdog.

Wartawan adalah anjing penjaga yang akan menggonggong bila melihat segala ketidakberesan, penyelewengan, kebejatan, ketidakadilan, korupsi, kolusi dan nepotisme.
Ini yang dinamakan jurnalisme jihad (crusade journalism), tapi dalam jurnalisme pembangunan “good news is also good news”. Artinya, hal-hal yang baik juga bisa jadi berita menairk.
Rencana membangun subway di Jakarta misalnya, tentu akan jadi berita yang dibaca orang, karena akan memperbaiki kesemrawutan lalulintas di Ibukota.

5. Ada juga yang merumuskan berita seperti dalil matematika.
1 orang biasa + 1 kehidupan biasa = bukan berita
1 orang biasa + terima dana bulog Rp40 miliar = berita
1 orang biasa + terima dana bulog Rp40 miliar + diselewengkan= top news
1 orang presiden + berkuasa 32 tahun + mundur = berita
1 orang presiden + skandal buloggate + keluarkan dekrit + dipecat = top news



II. Berita: Darimana sumbernya?

Segala sesuatu yang ada di dunia ini, segala sesuatu yang terjadi di jagat raya ini, yang kita lihat, kita dengar, kita alami, semuanya punya potensi untuk jadi berita. Tinggal bagaimana mengolahnya. Sumber berita bisa orang, buku, pengalaman dan peristiwa.
Seorang wartawan dengan daya penciuman jurnalistiknya (nose of news) bisa membedakan dari jutaan peristiwa yang terjadi, mana yang bisa jadi berita yang “enak dibaca dan perlu” dan mana yang tidak.
Ada sebuah lagu yang pas menggambarkan hal ini: “Everybody got story that could break your heart”. Lagu yang dinyanyikan oleh Alanis Morrisette itu menyatakan setiap orang punya cerita yang mungkin saja bisa menggoncang jiwa anda.
“Taxi driver may get Phd…
Your best friend maybe a serial killer…
Everybody got story that could break your heart”
Tinggal bagaimana wartawan mewawancarai dan menuliskan beritanya. Siapa sangka seorang tukang becak bernama Rasdullah menjadi calon Gubernur DKI Jakarta kalau wartawan tidak memberitakannya? Siapa sangka Benget Siahaan, bencong kemayu yang biasa dipanggil Tante Lilis itu, adalah pelaku pembunuhan mayat terpotong-potong di dalam taxi, kalau wartawan tidak mewartakannya? Siapa sangka gadis anak tetangga kita ternyata berbugil ria dalam VCD Casting Iklan Sabun kalau GATRA tidak menjadikannya sebagai laporan utama majalahnya?
Kesimpulannya: hidung jurnalistik wartawanlah yang bisa membaui sesuatu itu berita atau bukan.

Contoh: - Terungkapnya kasus pungli miliaran rupiah di angkutan kota Jakarta, bisa muncul dari sekedar wartawan yang menumpang biskota melihat kernet kasih salam tempel sama polisi.
- Berita headline di Republika beberapa waktu lalu dengan judul Film “The Prince of Egypt” dan “The Siege” lecehkan Islam muncul setelah si wartawan secara tidak sengaja menonton film itu.
- Berita “4000 karyawan Israel di WTC Bolos Kerja Ketika Serangan Teroris Terjadi” tersiar setelah si wartawan menerima kiriman email dari mailing list internet.
- Artikel “Jutaan anak-anak Ibukota kehilangan tempat bermain” yang mengilhami Pemda DKI mewajibkan setiap developer perumahan membangun sarana bermain anak muncul karena si wartawan terenyuh melihat anak-anak di sekitar tempat tinggalnya main bola di jalan raya dan main petak umpet di kuburan.



Salah satu cara untuk menilai sesuatu punya nilai berita (news value) adalah dengan melihat hal-hal berikut ini.
1. Significance. Seberapa jauh dan seberapa besar penting sesuatu itu terhadap khalayak. Sesuatu dianggap significant jika menyangkut banyak orang dan berdampak luas terhadap masyarakat. Contoh gampangnya kenaikan harga BBM adalah penting untuk jadi berita karena terkait dengan kehidupan masyarakat. Begitu juga masalah amandemen UUD, sistim Pemilu, presiden dipilih langsung atau tidak langsung, pergantian pimpinan TNI dan banyak lagi.

2. Magnitude, yaitu berapa banyak, berapa besar dan berapa cepat. Satu juta lebih besar dari seribu. Kecelakaan pesawat yang menewaskan 200 orang lebih punya nilai berita daripada yang hanya menewaskan lima orang. Badai topan dengan kecepatan 200 km/jam lebih hebat ketimbang angin puyuh 50 km/jam. Gempa skala 7,8 richter lebih dahsyat ketimbang dibawah itu.

3. Proximity, unsur kedekatan dengan khalayak juga menentukan sesuatu punya nilai berita atau tidak. Ada yang mengatakan “a dog fight on Main Street is worth more than a revolution in Latin America”. Main Street adalah jalan atau alamat kantor dari koran New York Times. Jadi bagi orang New York, anjing yang berkelahi di Main Street lebih bernilai berita ketimbang sebuah revolusi di Amerika Latin.
Contoh lain: Bagi orang Indonesia, pemilihan Gubernur DKI lebih menarik untuk dibaca beritanya ketimbang pemilihan presiden di Afrika sana.

4. Prominence atau keterkenalan. Names make news. Kata orang, nama membuat berita. Presiden, ketua parlemen, selebritis, atlit, selalu membuat berita. Orang-orang ingin tahu apa yang dikatakan, dialami dan dilakukan oleh para newsmakers tersebut. Apapun yang mengenai Megawati, Amien Rais, Akbar Tanjung, Dessy Ratnasari, David Beckam, Jenifer Lopez, pasti menjadi berita.

5. Timeliness. Orang ingin membaca sesuatu yang baru. . Para ahli komunikasi mengatakan news is anything that you didn’t know yesterday. Tidak ada yang lebih basi dari koran kemarin. Di zaman komunikasi digital dan internet sekarang ini orang bahkan ingin membaca berita yang tengah berlangsung ( a real time story). Jadi, mungkin peribahasanya berubah menjadi news is anything that you didn’t know last second, karena berita sedetik yang lalu mungkin sudah basi.


Jika semua hal bisa menjadi berita, bagaimana tahap-tahapan pencariannya?


Tahap pertama adalah wartawan mengumpulkan fakta dari mana saja. Fakta bisa diperoleh dari kejadian yang terlihat, terdengar, terbaca, informasi dari pihak lain, data-data atau angka statistik.

Tahap kedua adalah wartawan menganalisa fakta-fakta yang didapat itu dan kemudian melakukan cross check sehingga data, fakta dan informasi yang diperoleh itu dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Tahap ketiga adalah wartawan melakukan konfirmasi kepada pihak-pihak yang kompeten terhadap fakta yang diperole htersebut. Mereka bisa orang-orang yang terlibat langsung, saksi mata, aparat, pejabat, pakar dan pengamat.

Tahap keempat adalah wartawan merangkai fakta-fakta itu dalam bentuk laporan tertulis untuk media cetak, laporan lisan untuk adio, atau laporan audio-visual untuk televisi. Ingat definisi berita adalah “segala bentuk informasi yang menarik perhatian manusia dan menyangkut kepentingan umum serta DILAPORKAN oleh wartawan”. Sebelum dicetak dikoran, disiarkan di radio, atau ditayangkan di TV, belum bisa disebut berita. Mungkin baru informasi dari mulut ke mulut, desas-desus atau kabar burung.



III. Anatomi berita

Anatomi berita terdiri atas judul, dateline, lead, dan tubuh berita.
Wartawan biasanya menulis berita dengan sistim piramida terbalik. Maksudnya, yang terpenting dan termenarik dulu yang ditulis pertama, baru kemudian yang kurang penting. Istilahnya: yang wajib dulu didahulukan. Baru setelah yang wajib beres, yang sunah-sunah bisa ditambahkan.


JUDUL

LEAD


TUBUH
BERITA







1. Judul.
Harus semenarik mungkin. Karena judul merupakan etalase berita, dia harus mencolok mata (eye catching). Judul yang tidak menarik, berita tidak akan dibaca.
Karena etalase berita, judul tidak boleh bertentangan dengan beritanya. Judul tidak boleh membohongi pembaca, karena dia merupakan ringkasan dari berita.
Orang sekarang cenderung jadi “headline readers”, artinya karena sibuk dia hanya baca judul-judulnya saja. Kalau tertarik dan kepincut, baru baca beritanya.
Supaya judul eye catching, biasanya ditulis secara ringkas. Kalau bisa dua-tiga kata cukup, maksimal sepuluh kata.

Misalnya:
-SOEHARTO MUNDUR, GUS DUR DIPECAT, AMBON RUSUH
-RAJA HUSEIN SEKARAT, AS BOM BAGHDAD, ISRAEL KEPUNG ARAFAT
-MEGAWATI BERSIKUKUH KUNJUNGI TIMTIM,
ABRI TIDAK AKAN KUDETA

Untuk lebih menyodok perhatian pembaca, kadang diberi anak judul.
-SOEHARTO MUNDUR: Habibie Dilantik Jadi Presiden
-GUS DUR DIPECAT: Megawati Presiden
-AMBON RUSUH: 69 Tewas, 500 Rumah Terbakar
-AS BOM BAGHDAD: Saddam Serukan Jihad
-AS BERNIAT KIRIM PASUKAN KE INDONESIA: TNI menolak


2. Dateline (Baris tanggal)
Dateline menunjukkan tempat dan waktu berita itu dibuat, serta darimana sumber berita itu. Misalnya: Markas Besar PBB New York, 17/5 (ANTARA). Artinya berita itu dibuat di Markas Besar PBB New York pada 17 Mei oleh wartawan ANTARA sendiri.
Sebab ada juga berita yang diambil dari kantor berit asing. Misalnya: Washington, 8/1 (Reuters/ANTARA). Artinya berita itu dilaporkan dari Washington pada 8 Januari oleh Kantor Berita Reuters dan disebarluaskan kembali oleh ANTARA.

3. Lead
Lead adalah kalimat pertama dalam suatu berita. Bisa juga merupakan paragraph atau alinea pertama dari suatu berita kalau itu terdiri atas dua-tiga kalimat Lead harus memenuhi unsur atau elemen yang menjadi kunci jurnalistik, yaitu rumus 5W+1 H. Tapi tidak semua unsur dalam rumus 5W+1 H itu harus masuk dalam paragraph pertama, bisa juga dicicil dalam alinea berikutnya.
Lead sangat penting dan menentukan dalam menggiring pembaca untuk mau membaca suatu berita. Banyak ahli komunikasi yang mengatakan bahwa bila anda gagal menggaet pembaca pada kata-kata pertama, anda akan kehilangan pembaca itu.
Waktu saya di SD, saya pernah menjadi juara mengarang. Pasti bukan karena karangan saya bermutu atau bagus. Rahasianya sederhana. Saya tidak mengawali cerita dengan kalimat klise: “Pada suatu hari ….”
Ada beberapa contoh umum bagaimana kata-kata pertama gagal menggaet perhatian pembaca. Misalnya ini:
“Beberapa minggu lalu ….”
“Dalam rangka ….”
“Sehubungan dengan ….”
Kata-kata itu memaksa pembaca untuk bersusah payah dalam mengetahui apa yang akan dikatakan penulis. Bila saja topiknya tidak begitu mengundang keingin tahuan pembaca, ia akan dengan sendirinya pindah ke berita lain yang lebih menarik untuk dibaca.
Wartawan harus bisa menarik pembaca dengan modal leadnya. Sebab, walaupun beritanya sendiri hebat, hanya sedikit pembaca yang mau mengarungi lead yang tidak menarik, yang membosankan, untuk masuk ke dalam berita hasil kerja keras anda.

4. Tubuh berita

Tubuh berita adalah informasi lain selebihnya setelah lead. Tubuh berita merupakan uraian dari lead berupa rincian-rincian yang perlu diketahui pembaca.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan tubuh berita:
- Jangan gunakan kalimat panjang-panjang. Jangan obral kata-kata.
- Gunakan kata kerja, bukan kata sifat (Don’t tell, but show).
- Hati-hati dalam penggunaan istilah asing dan jangan sok menggurui.
- Jangan salah mengeja kata-kata. Perhatikan penggunaan tanda baca, titik, koma, hurup besar, hurup kecil, akronim. Kesimpulannya: gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
- Gunakan kalimat langsung dan tidak langsung secara jitu. Cara mengutip yang benar akan menghilangkan kebosanan dan suasana monoton. Kutipan yang baik membuat pembaca seolah-olah mendengar langsung suara nara sumber berita.

IV. Berita yang diinginkan pembaca

Rumus pertama dalam jurnalistik adalah “Ketahuilah siapa pembaca anda”.
Rumus keduanya, “Beri mereka berita yang mau mereka baca”.
Kalau pembaca anda mau sayur asem, jangan beri dia sop buntut. Pasti tidak akan dimakan. Itu resepnya.
Tapi berita apa yang menarik dan dimaui pembaca? Berikut ini sedikit teorinya:
Pada dasarnya berita adalah cerita tentang kehidupan manusia: orang bicara, orang berdebat, orang bertempur, orang berdagang, orang bertindak, orang membangun, orang menghancurkan. Berita adalah kronikal sehari-hari dari perjalanan hidup manusia: orang kalah, orang menang, orang bercinta, selingkuh dan orang mengobarkan perang. Berita selalu menyangkut orang, selalu terkait dengan manusia. Bahkan jika ceritanya mengenai gejala alam seperti badai, gempa bumi, banjir, gerhana matahari, wartawan selalu menuliskan dampaknya terhadap manusia dan bagaimana pandangan orang tentang bencana dan gejala alam itu.
“We are human beings writing about human beings for human beings,” kata seorang wartawan kawakan.

Jadi, wartawan sebagai manusia menulis berita mengenai kisah manusia untuk dibaca oleh manusia. Oleh karena itu kenalilah apa yang diinginkan manusia. Menurut ahli jiwa, manusia itu egois, mementingkan diri sendiri. Mereka itu maunya hidup senang, aman tenteram, makmur, gemah ripah loh jinawi. Manusia itu (meminjam istilah Pak Harto) maunya tata tentrem kerto raharjo. Mau tetap awet muda dan kalau bisa mau hidup 1000 tahun lagi. Maunya kaya tujuh turunan dan anak-cucu, cicit-buyut, terjamin hidupnya dari generasi ke generasi.
Nah, dari sikap dan sifat manusia yang egois itu, ahli jurnalistik merumuskan berita yang dimaui pembaca. Antara lain:

a. Berita-berita yang menyangkut ancaman terhadap jiwanya.
Makanya berita-berita mengenai perang, kerusuhan, bencana alam, kejahatan, pembunuhan, perkosaan, wabah penyakit, penyebaran AIDS menjadi berita utama di koran-koran setiap hari. Itu karena umumnya manusia takut mati dan ingin hidup 1000 tahun lagi seperti Chairul Anwar.

b. Berita-berita yang menyangkut kerusakan alam dan lingkungan.
Makanya berita-berita seperti uji coba nuklir, banjir, kebakaran hutan, lubang ozon, polusi udara, pencemaran sungai dilalap pembaca. Itu karena manusia takut jadi korban bencana dan kerusakan lingkungan.
c. Berita-berita yang menyuangkut perbaikan hidup dan pembangunan.
Makanya berita-berita mengenai bagaimana supaya tetap awet muda, tubuh tetap singset laku di majalah wanita. Ada yang bilang Stop reading a beauty magazine, it only make you feel ugly, tapi ternyata wanita senang membacanya. Begitu juga berita yang menyangkut obat kuat Viagra dan penemuan obat anti-AIDS sangat menarik dibaca.
Orang juga akan senang membaca rencana pembangunan subway misalnya karena akan mengurangi kemacetan lalulintas. Begitupun berita mengenai perundingan damai, perlucutan senjata, atau diakhirinya konflik bersenjata merupakan berita yang diminati pembaca.
d. Berita-berita yang bisa meningkatkan atau menurunkan status ekonomi dan sosial manusia.
Makanya berita-berita mengenai kirisis ekonomi, jatuh bangunnya valuta asing, iklim investasi, ekspor-impor sangat diminati orang. Begitu juga kisah para politisi, pergulatan mencapai kekuasaan, pemilihan gubernur, menteri, presiden sangat menarik, karena itu menyangkut kepentingan pembaca dan kelompoknya.
V. JENIS-JENIS BERITA

Buku-buku jurnalistik menggolongkan berita atas berita langsung (straight/hard/ spot news), berita ringan (soft news), berita kisah (feature), dan berita berkedalaman (indepht news).
Berita langsung digunakan untuk menyampaikan kejadian-kejadian penting yang secepatnya perlu diketahui oleh pembaca. Disebut langsung (straight news) karena unsur-unsur terpenting dari peristiwa itu harus langsung dan sesegera mungkin disampaikan kepada pembaca. Misalnya, bom meledak, gunung meletus, kereta tabrakan, bus masuk jurang, Lopa mati, Gus Dur mundur, Tommy ditangkap.
Berita langsung ada juga yang disebut sebagai spot news. Jika berita bersifat spot, maka wartawan harus berhadapan langsung dengan kejadian, lalu melaporkan kejadian itu on the spot. Misalnya, wartawan melaporkan dari TKP Sampit mengenai pembantaian etnis Madura, dari TKP banjir bandang Nias, dari TKP unjuk rasa pro-Gus Dur yang rusuh di Bondowoso.
Jika wartawan tidak/belum bisa ke TKP, maka wartawan terpaksa meminjam mulut dan persepsi orang lain yang berada di tempat kejadian. Misalnya, menelpon Bupati Nias tentang nasib para korban banjir, menelpon Dansatgaspen TNI di Aceh soal penemuan kuburan massal di Bireun, menghubungi Pangdam soal penyanderaan warga asing oleh OPM di Irja.
Berita langsung juga disebut sebagai hard news mengingat fakta yang digunakan untuk memberitakan peristiwa adalah fakta keras. Misalnya: Gus Dur keluarkan dekrit, harga BBM naik, perahu terbalik, kantor Golkar dibakar, DPRD diduduki. Dari fakta keras tersebut baru kemudian orang memberikan pendapat komentarnya sebagai kelanjutan beritanya (follow up news) yang bisa berupa pro dan kontra.
Lalu dimana posisi breaking news?
Breaking news sebetulnya berita-berita langsung, entah itu berupa straight news, spot news atau hard news, bahkan juga bisa follow up news. Bedanya, breaking news haruslah baru, betul-betul aktual, mengingat sifatnya sebagai pemecah (breaking) berita. Breaking news berarti "pecahnya" suatu berita penting yang bisa menjadi titik awal dari berita-berita selanjutnya.
Aktualitas atau kebaruan merupakan unsur paling penting dari sebuah breaking news. Suatu kejadian yang sudah lama terjadi, tidak bernilai lagi untuk ditulis sebagai breaking news, karena orang sudah pada tahu semua. Kejadian yang telah lama terjadi hanya layak diberitakan jika ada unsur kuat lainnya selain aktualitas, dan biasanya ditulis sebagai berita ringan (soft news) saja.
Berapa lama kejadian dapat dianggap aktual? Untuk surat kabar harian, kejadian kemarin bisa dapat dianggap aktual. Untuk koran sore, kejadian sepanjang pagi dan siang bisa dianggap aktual. Untuk berita televisi semacam Headlines News MetroTV yang ditayangkan setiap jam, kejadian tiga empat jam lalu mungkin sudah dianggap basi. Begitu juga dengan radio, koran-koran online dan dot.com: Yang aktual adalah yang saat ini terjadi (almost a real time story).
Yang penting lagi untuk diingat adalah aktualitas tidak hanya berkaitan dengan waktu, tetapi juga mencakup suatu yang baru diketahui, atau sesuatu yang baru dikeketemukan, misalnya cara baru, ide baru, langkah baru atau perkembangan mutakhir.
Ketika menulis breaking news, wartawan seolah-olah berkata kepada pembaca:
"Ini lho ada masalah atau peristiwa penting terjadi!"
"Ini lho ada pendapat orang penting tentang suatu peristiwa atau masalah dan pendapat itu penting untuk ada ketahui!"
"Ini lho ada pendapat penting dari seseorang (bisa pakar, praktisi atau pejabat) seperti ini!"


VI. BUKAN MENCARI, TAPI MENCIPTAKAN BERITA

Setelah mengetahui binatang apa itu breaking news, yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana mencari dan mendapatkannya. Breaking news bukan berkah yang bisa didapat tanpa usaha. Ia bukan hujan yang turun dari langit. Tapi ia harus dicari, diburu dan dikejar. Oleh karena itu dibutuhkan kreativitas untuk menciptakan berita, bukan menunggu berita, bukan menanti datangnya siaran pers dari Humas.
Dalaim kaitan menciptakan berita ini, tontonlah film James Bond "Tomorrow Never Dies". Musuh Agen 007 bukan lagi teroris internasional yang akan melakukan serangan bunuh biri atau mata-mata Rusia yang cantik, tetapi pengusaha penerbitan pers macam Ted Turner pemilik jaringan televisi dunia CNN.
Syahdan seorang Raja Media pemilik koran "Tomorrow" dalam upaya membuat headline bagi jaringan koran dan televisinya, menciptakan berita yang bisa menjadi headline di seluruh dunia dengan merekayasa pencurian nuklir Rusia oleh Cina. Dengan demikian medianya bisa mengungguli pesaingnya dengan menciptakan berita-berita utama yang menjadi fokus perhatian masyarakat dunia yang menakutkan terjadinya perang nuklir.
Berita-berita yang dihasilkan dari peristiwa asli tapi palsu antara lain:
RUDAL NUKLIR RUSIA HILANG
CINA DIDUGA TERLIBAT DALAM PENCURIAN RUDAL RUSIA
RUSIA DAN CINA BERSITEGANG DI LAUT CHINA SELATAN
Begitulah, pesan dari film James Bond ini adalah "untuk memenangkan persaingan di industri media yang keras ini maka wartawan harus bisa menciptakan breaking news, kalau tidak koran akan tergilas tidak dibaca orang".
Breaking news bisa didapat dari terjadinya suatu peristiwa. Misalnya:

1. PENDOPO GUBERNUR ACEH DIGRANAT

Banda Aceh, 28/6 (ANTARA) - Rumah Dinas Gubernur (Pendopo Gubernuran) Aceh di Jl. SA Mahmudsyah II, Banda Aceh, Kamis petang sekitar pukul 19.15 WIB, digranat orang tak dikenal, namun tidak ada korban jiwa dan kerusakan bangunan.
Wadan Satgas Penerangan Operasi Pemulihan Keamanan Komisaris Polisi Sudarsono membenarkan adanya aksi pelemparan granat ke pendopo Gubernuran Aceh itu dan pelakunya melarikan diri.

2. WISATAWAN HONGARIA TEWAS TERSERET ARUS PANTAI KUTA

Denpasar, 24/1 (ANTARA) - Peter Andor (43), wisatawan Hongaria, tewas terseret arus gelombang laut deras saat berenang di Pantai Kuta, Bali, Rabu petang.
Jenazah korban masih dititipkan di ruang pendingin kamar jenazah RSUP Denpasar untuk menunggu kepastian dari pihak keluarga apakah mayat Andor akan dikirim ke negaranya atau dikremasi di Bali.

Breaking news bisa dibuat berdasarkan wawancara. Misalnya:

1. DANIEL S LEV: GUS DUR JANGAN MENYERAH

New York, 2/2 (ANTARA) - Berseberangan dengan pendapat sejumlah kalangan di Indonesia yang mendesak supaya Presiden Abdurrahman Wahid mundur setelah DPR menerima dengan mayoritas laporan Pansus Buloggate dan Bruneigate, pakar politik dari Amerika Serikat Prof. Daniel S Lev malah meminta agar Gus Dur jangan menyerah.
"Gus Dur sebaiknya jangan mundur. Jangan menyerah begitu saja," kata Indonesianis dari Universitas Washington, Amerika Serikat, kepada ANTARA New York, Kamis (Jumat WIB).

2. MEGAWATI TOLAK PELANTIKAN BUPATI KEPRI

Pekanbaru, 15/1 (ANTARA) - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan dalam sikap resminya melalui surat yang ditandangani Ketua Umum Megawati Soekarnoputri, menolak adanya pelantikan Huzrin Hood dan Anshar Ahmad sebagai pasangan bupati/wakil bupati Kepri.
Ketua Umum PDI Perjuangan Provinsi Riau, Suryadi Khusaini yang berada di Jakar, ketika dihubungi ANTARA melalui telepon dari Pekanbaru, Senin, membenarkan adanya penolakan DPP seperti itu.
"Partai tidak setuju dengan pelantikan bupati Kepri," tegasnya.

Bisa juga dari suatu acara seperti pertemuan, diskusi, seminar, sidak, dll. Misalnya:

STANLEY ROTH: TNI TAK AKAN KUDETA

New York, 17/1 (ANTARA) - Asisten Menlu AS untuk Asia Pasifik, Stanley Roth, tidak melihat adanya kemungkinan militer Indonesia mengambil alih kekuasaan melalui kudeta dalam waktu dekat ini.
"Keprihatinan saya bukanlah militer akan kudeta. Keprihatinan saya adalah meningkatnya rasa bahwa militer tidak sepenuhnya berada dalam kendali utuh sipil," katanya seperti dilaporkan wartawan ANTARA dari New York, Selasa (Rabu WIB).
Roth yang memberikan pandangannya mengenai de,mokrasi di Asia dalam suatu acara yang diselenggarakan Asia Society itu menyinggung panjang lebar mengenai demokratisasi di Indonesia, khususnya setelah naiknya Presiden Abdurrahman Wahid.

Breaking news juga kadang-kadang bisa didapat dari menerjemahkan koran-koran asing. Adanya fasilitas internet memungkinkan wartawan bisa membaca koran-koran asing termuka di dunia, seperti The Washington Post, New York Times, atau koran Israel. Misalnya saja:

1. DEMI SELAMATKAN INDONESIA, AS BISA DUKUNG NAIKNYA TNI

New York, 5/3 (ANTARA) - Pemerintah Ameriak Serikat dilaporkan sedang menimbang-nimbang gagasan untuk mendukung militer Indonesia untuk mengambil alih kekuasaan demi menyelamatkan negeri berpenduduk terbesar keempat dunia itu dari terpecah-pecah dan demi memulihkan ketertiban dan keamanan.
Tajuk rencana harian terkemuka di Amerika Serikat, The Washington Post, dalam edisi akhir pekan, menyatakan bahwa untuk menyelamatkan bangsa dengan 214 juta penduduk itu, Washington bisa berpaling ke TNI karena militer dianggap bisa memulihkan dan menjaga negara kesatuan dan persatuan RI.

2. INDONESIA AKAN BELI SUKU CADANG PESAWAT DARI ISRAEL

New York, 14/3 (ANTARA) - Indonesia dan Israel tengah melakukan negosiasi mengenai pembelian suku cadang pesawat tempur F-16 dan pesawat angkut Hercules C-130, demikian laporan media massa Israel yang dipantau di New York, Selasa.
Koran bisnis Israel "Globes" dan harian Middle East Newsline melaporkan bahwa Jakarta telah menoleh kepada Angkatan Udara Israel dan perusahaan swasta di Tel Aviv, untuk mendapat suku cadang bagi pesawat F-16 dan pesawat lainnya yang selama ini terkena embargo Amerika Serikat.

Statistik bisa juga jadi bahan breaking news. Misalnya saja:


1. SETIAP 11 JAM SATU MAYAT DITEMUKAN DI ACEH

Banda Aceh, 9/1 (ANTARA) - Aksi kekerasan terhadap manusia di Provinsi Daerah Istimewa Aceh selama sepekan di awal tahun 2001 cenderung meningkat dimana dalam setiap 11 jam rata-rata ditemukan satu mayat korban pembantaian orang dan kelompok bersenjata tak dikenal.
Fakta ini terungkap dari data yang dikeluarkan Wakasubsatgaspen Operasi Cinta Meunasah (OCM) Ajun Komisaris Besar Polisi Yatim Suyatmo yang diterima di Banda Aceh, Selasa.

2. KONFLIK DI ACEH RENGGUT 1.041 NYAWA

Banda Aceh, 22/1 (ANTARA) - Konflik bersenjata antara TNI/Polri lawan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Provinsi Aceh sepanjang tahun lalu telah merenggut korban sebanyak 1.041 orang tewas.
Data dari Forum Peduli Hak Asasi Manusia (FP-HAM) Aceh yang diperoleh ANTARA di Banda Aceh, Senin, menyebutkan korban tewas akibat konflik berkepanjangan di daerah Serambi Mekkah itu terdiri atas 827 warga sipil, 147 TNI/Polri dan 67 orang anggota GAM.


Kesimpulannya, breaking news itu bisa didapat dengan cara apa saja. Modalnya adalah kreativitas. Hal ini karena breaking news adalah binatang yang harus diburu, dicari dan ditemukan. Jadilah pemburu breaking news yang handal.










LAMPIRAN

Contoh 1: Kata kerja lebih punya energi daripada kata sifat.
Kata kerja merupakan busi yang menggerakkan kalimat.

Kalimat dengan kata sifat:
Seorang wanita tua kelelahan di sawah

Kalimat dengan kata kerja:
Seorang wanita tua merunduk di sawah, nafasnya tersengal-sengal

Contoh 2: Titik koma bisa merubah arti kalimat
Bandignkan: A woman without her man is nothing
A woman! Withotu her, man is nothing

Ayo kita tangkap Topeng Monyet
Ayo kita tangkap Topeng, Monyet!

Contoh 3: Kutipan langsung membuat kalimat jadi hidup, jadi punya nyawa. Pembaca seolah mendengar langsung dan mengetahui karakter orang yang dikutip pernyataannya.

Presiden Soeharto mengancam akan menindak tegas siapapun yang melanggar konstitusi dan aturan main dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Siapa-siapa yang melanggar konstitusi, akan saya gebuk,” tegasnya dalam konperensi pers di atas pesawat sepulangnya dari kunjungan kenegaraan ke Mesir, Minggu.

Presiden Kuba Fidel Castro membantah laporan-laporan pers Barat yang memberitakan seolah-olah dirinya telah mati.
“Jangan salahkan daku, kalau aku masih hidup!” tegasnya dari Podium Lapangna Merah Havana, Senin.

Ketua Front Pembebasan Bangsa Moro (MNLF) Prof Nur Misuari menolak nominasi dirinya untuk menerima Hadiah Nobel Perdamaina atas keberhasilannya mengakhiri konflik bersenjata 25 tahun di Filipian Selatan.
“Saya berjuang bukan untuk Hadiah Nobel. Saya berjuang untuk perdamaian, kemerdekaan dan keadilan bagi rakyat saya,” tegasnya kepada wartawan ANTARA di Markas Besar MNLF di Zamboanga City, Rabu.

“Kadang-kadang saya merasa ingin mengundurkan diri,” kata Gubernur dengan marah sambil membanting gagang telepon. Seorang warga baru saja mengutuk sang Gubernur lewat telpon, yang menyebabkan wajahnya merah padam.
BAHAN BERITA UNTUK KARANGAN KHAS


Prinsif dasarnya sama dengan pencarian bahan berita bahwa semua hal bisa dijadikan tulisan baik feature, news analyses atau artikel opini. Yang membedakan adalah dalam karangan khas unsure human interestnya kental dan dalam news analyses atau artikel opini pendapat dan pandangan penulis boleh masuk. Sementara untuk berita fakta dan opini harus dipisah.
Yang terpenting adalah ide dan nose of news.

Mengapa perlu karangan khas? Karena pembaca tidak puas dengan straight news, mereka butuh fakta dibalik berita. Mereka perlu memahami apa-apa saja yang terjadi disekitarnya.


Perlu news peg atau cantolan konteksnya. Feature tidak ujug-ujug datang.
News peg bisa berupa:
calendar of event: HUT TNI, HUT Kopassus, HUT Angkatan Udara, Hari Kartini, 17 Agustusan.
terjadinya suatu peristiwa:
-Tommy tertangkap perlu tulisan wanita-wanita cantik di sekitar
Tommy
-Kasus bencong potong-potong orang perlu tulisan mengenai mengapa
bencong bisa sadis dalam masalah cinta
-Terjadinya ledakan bom perlu tulisan tentang GAM yang menjual
ganja untuk beli senjata.
-Terjadi perang tariff penerbangan perlu berita bahayanya bagi
keamanan penerbangan.
-Adanya demo anti PBB perlu tulisan mengenai bahayanya jika embargo PBB diterapkan terhadap Indonesia.
-Terjadinya kerusuhan etnis dan kekerasan perlu tulisan yang mengingatkan akan bahaya tindakan anarkis atau tentang sejarah kekerasan bertar belakang agama.

Human interest untuk memuaskan rasa keingintahuan manusia.
Misalnya saja tulisan mengenai:
Bagaimana sih rasanya bekerja di atas ketinggian gedung seperti cleaning service gedung bertingkat.
Bagaimana sih rasanya penerbang yang selamat dari kecelakaan pesawat.
Bagaimana sih mencoba manuver pesawat MIG-29?
Bagaimana rasanya ikut terjung paying secara tandem?
Bagaimana rasanya disandera OPM atau GAM.

5. Cara mengumpulkan bahan
Prinsif-prinsif pengumpulan berita tetap bisa dipakai seperti:
1. Mengalami langsung kejadian: misalnya menyaksikan sendiri eksekusi hukuman mati atau menikmati joy flight pesawat tempur Sukhoi-30.
2. Melakuan wawancara: ini sudah pasti diperlukan.
3. Riset referensi tertulis, buku, dokumen atau makalah.
4. Data-data statistik dan informasi lainnya.

6.Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penulisan karangan khas.
1. Mulailah dengan hal yang menarik dan akhirilah dengan sesuatu yang bisa dikenang.
2. Gunakan kalimat yang ringkas, bukan yang panjang-panjang.

7.Penutup:
- Succesful journalists are not born, they are made.
-Pentingnya menulis bagus bagus bukan hanya untuk wartawan, tapi untuk
semua profesi, termasuk karyawan Sucofindo.
- Mulailah menulis, jajalah kemampuan anda dengan menulis untuk
Suratkabar, paling tidak majalah intern di kantor anda. Anda sudah memiliki kemampuan menjadi wartawan, jadilah wartawan.

-Ada peribahasa everybody can be a Sucofindo’s employee, but not every Sucofindo’s employee can be journalist. You are a privilege person, because you ara a Sucofindo employee’s journalist.

[1] Disampaikan pada Pelatihan Jurnalistik Sucofindo Agustus 2002.

Tidak ada komentar: