Senin, 17 Desember 2007

PEMANFAATAN TEKNOLOGI SELULAR DALAM JURNALISTIK MULTIMEDIA

Sambutan Pada Seminar
Ruang Adhyana, Wisma Antara, Jakarta, 17 Desember 2007


Para panelis yang saya hormati,
(Saya lihat ada sahabat saya: Dr. Tjipta Lesmana (Universitas Pelita Harapan), Budiono (CEO Detik.Com), Rajab Ritonga (Dirut SDM dan Umum LKBN Antara), dan Budi Hardjono (GM Exelcomindo)
Para undangan dan hadirin sekalian,

Konvergensi adalah berhala baru di industri media sekarang ini. Di mana-mana orang bicara konvergensi, konvergensi, konvergensi. Termasuk dalam seminar kita pagi ini konvergensi dan multimedia akan menjadi pokok bahasan utama. Bagi industri media, seolah-olah pilihannya hanya dua: konvergensi atau mati.
Pekan lalu, Perum LKBN Antara menjadi tuan rumah Sidang Umum Organisasi Kantor Berita Asia Pasifik (OANA) yang dihadiri delegasi dari 40 kantor berita dari 33 negara. Pada Sidang Umum OANA, kita juga membicarakan ”Masa Depan Kantor Berita di Era Konvergensi dan Multimedia”.
Kami mengundang khusus Prof. Oliver Boyd-Barrett, satu-satunya ahli kantor berita di dunia, untuk bicara dan menjawab pertanyaan mendasar: Apakah kantor berita masih punya masa depan atau segera mati dibunuh Internet dan Industri Seluler?
Sangat menarik jawabannya. Prof. Boyd-Barrett mengatakan industri media, khususnya kantor berita, sekarang ini menghadapi tantangan baru yang mengancam eksistensinya. Globalisasi dan perkembangan teknologi informasi telah memungkinkan berita dan informasi didistribusikan dan diakses secara massal dan gratis.
Jika kantor berita tidak bisa menyiasatinya, tidak mengherankan sejumlah kantor berita punah dan bangkrut. Ada yang menyebut kantor berita adalah makhluk yang sekarat. A dead industry. Pembunuhnya adalah Internet. Pembantainya adalah Industri Seluler!
Namun, para panelis dan pimpinan kantor berita OANA yang hadir, tidak sependapat jika kantor berita dianggap industri yang sudah mati. Apalagi tidak punya prospek di era revolusi informasi. Mereka bersumpah bahwa industri pers yang ditandai dengan Internet, teknologi seluler dan informasi gratis tidak akan membunuh kantor berita.
Kantor berita tidak akan mati.
Masa depan kantor berita sangat baik. Jauh dari dugaan akan punah, sebaliknya peranan kantor berita di era multimedia akan sangat dibutuhkan. Kantor berita tetap menjadi tulang punggung dari revolusi informasi dan selamanya akan demikian.
Kami bisa hidup 1000 tahun lagi.
Salah satu siasat agar kantor-kantor berita bisa tetap bersaing di era ingar-bingar Internet adalah masuk ke arena multimedia dan konvergensi. Perusahaan pers dan kantor berita, kini memproduksi berita tidak hanya teks, tetapi juga gambar, audio dan video. Sejumlah kantor berita, termasuk LKBN Antara, bahkan melayani berita lewat Internet dan pesan pendek SMS ke pengguna telepon seluler.
Ketik reg.Antara dan kirim ke 7678, maka anda akan mendapat layanan berita aktual dan terkini dari kami. Breaking news via telpon genggam bisa anda dapatkan terus menerus selama 24 jam bila anda berlangganan.

Saudara-saudari sekalian,
Dalam kaitan dengan tema seminar hari ini, yaitu pemanfaatan teknologi seluler dalam jurnalistik multimedia, LKBN Antara sudah on the right track. Bagi Antara yang oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono diperintahkan menjadi Kantor Berita Kelas Dunia (world class news agency), konvergensi dan multimedia merupakan sebuah keniscayaan.
LKBN Antara yang pada 13 Desember 2007 memperingati ulang tahun yang ke-70, telah berkembang menjadi kantor berita multimedia. Wartawan Antara kini dituntut untuk menjadi super-reporter, yaitu dia harus bisa menulis berita untuk media cetak dalam bentuk teks, gambar untuk foto berita, laporan lisan untuk radio, merekam gambar untuk televisi dan melayani berita via SMS untuk pengguna telepon seluler.
Alasan utama Antara menuju kantor berita multimedia adalah kami harus melayani pelanggan yang terfragmentasi. Di era multimedia, kami tidak bisa lagi hanya melayani berita dalam bentuk teks dan foto. Kini kami juga dituntut untuk menjadi content provider untuk web, berita SMS, plasma TV, audio untuk radio, dan audiovisual untuk stasiun televisi.
Bisnis kantor berita adalah bagaimana mendistribusikan kontens informasi kepada pelanggan yang kini beragam kebutuhannya. Dulu Antara cukup melayani teks dan foto saja, karena pelanggan kami kebanyakan media cetak. Kini kami juga harus melayani berita untuk pengguna internet, pemegang telpon genggam, pemirsa TV, pendengar radio bahkan publik yang menunggu keberangkatan pesawat di Bandar Udara atau Presiden yang ingin memonitor perkembangan suatu peristiwa secara langsung di ruang kerjanya.
Dengan layanan multimedia, kami bisa memberikan informasi dan berita pada saat orang membutuhkannya dan dalam format yang diinginkannya. Kami tahu persis orang yang sibuk tidak bisa lagi nongkrongin berita sore di TV atau menunggu suratkabar terbit di pagi hari. Mereka menghendaki berita segera pada saat yang mereka mau dan melalui format media yang mereka pilih.
Di mobil waktu berangkat ke kantor orang mendengarkan siaran radio, di kantor mereka membuka Internet, di tengah rapat mereka mendapat update informasi lewat SMS, dan sambil mengunyah kacang di rumah orang menonton TV.
Survei terbaru di Amerika menyebutkan rata-rata 10 jam per hari orang di negeri itu mengkonsumsi informasi melalui berbagai media. Hal yang sama juga terjadi di Indonesia. Oleh karena itu, di era multimedia konsep berita berubah dan menjadi “lebih personal, lebih berorientasi pada pelayanan, dan bisa diakses setiap saat 24/7 melalui berbagai peralatan yang dimiliki konsumennya” (Ruth de Aquino, 2002).
Tekad pimpinan LKBN Antara dibawah kepemimpinan Dirut Dr. Ahmad Mukhlis Yusuf untuk go retail dan mencari pelanggan-pelanggan baru (customized) selain pelanggan tradisonalnya (suratkabar dan majalah), adalah pilihan yang tepat. Going retail adalah rumus jitu bisnis di masa depan. Itu sesuai dengan trend bisnis “LESS is MORE”. Yaitu, menarget pelanggan yang kecil, privat, dan segmented akan jauh menguntungkan ketimbang cuma menggarap pelanggan besar namun jumlahnya stagnant. Para pelanggan telepon seluler yang jumlahnya kian meningkat adalah ceruk pasar baru bagi produk berita SMS kami
Kami juga akan memperkuat layanan berita online kami dengan membentuk Antaranews.com dan Kabarin.Com mulai Januari 2007. Langkah ini sudah pas dengan trend media di masa depan. Internet adalah ladang baru kantor berita. Portal-portal berita di Internet selalu membutuhkan pasokan konten dari kantor berita. Terbukti dari ditandatanganinya kontrak Google dengan sejumlah kantor berita seperti AP, AFP dan kantor berita lain.
Di tingkat lokal, Yahoo membayar kami bagi berita-berita Antara yang dikutip dan diclick pembaca Yahoo. Begitu juga KCM, MIOL, Republika Online mendapat iklan berlimpah dari memposting berita-berita Antara.
Demikianlah. Dalam memasuki usia 70 tahun, dengan status baru sebagai Perum, tidak ada alasan bagi kami untuk tidak optimistik menghadapi masa depan. Revolusi informasi, perkembangan teknologi Internet dan teknologi Seluler, tidak menggetarkan kami. Justeru kami menilainya sebagai peluang-peluang baru, ceruk pasar baru, yang menggiurkan dan menguntungkan.
Oleh karena itu, kami yang mewakili pimpinan LKBN Antara menyambut baik penyelenggaraan seminar ini. Kami mengharapkan para panelis dan peseta seminar bisa memberikan rekomendasi dan memperjelas apa-apa saja peluang dan ceruk-ceruk pasar baru itu.
Kami mengucapkan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada para sponsor dan kepada panitia sehingga seminar yang penting ini bisa terselenggara.
Terakhir, dengan mengucapkan bismilahirohman nirohim, atas nama pimpinan LKBN Antara dengan resmi saya membuka seminar ini.
Selamat berdiskusi dan selamat pagi.
Wassalamualaikum wr.wb.


Akhmad Kusaeni SH MA
Wakil Pemimpin Redaksi LKBN Antara

Tidak ada komentar: