Mekkah (ANTARA News) - Harga selimut Ka`bah yang dinamakan kiswah mencapai 20 juta real atau sekitar Rp50 miliar dan diganti sekali setahun, kata Duta Besar RI untuk Arab Saudi, Salim Segaf Aljufri.
Seusai masuk ke dalam Ka`bah bersama sejumlah Duta Besar dan diplomat dalam prosesi pencucian Ka`bah, Dubes Salim kepada wartawan Antara, Akhmad Kusaeni, mengatakan selimut Ka`bah terbuat dari sutera asli.
Wakil Presiden Jusuf Kalla menyaksikan prosesi pencucian Ka`bah itu sekaligus melaksanakan ibadah umroh atas undangan Kerajaan Arab Saudi. Kiswah dihias benang berlapis emas dan perak untuk membuat sulaman kaligrafi berupa ayat-ayat Al Quran dan hiasan-hiasan khusus bernuansa Islam. Tulisan itu membentuk angka V (angka tujuh dalam tulisan Arab). Salah satu kalimat yang ditulis di kiswah Ka`bah adalah, "Allah Jalla Jalalah, La Ilaha Illaallah, Muhammad Rasulullah".
Kain penutup Ka`bah berukuran panjang 14 meter dan lebar 47 meter, dengan berat sekitar 650 kilogram. Biaya untuk membuat satu buah Kiswah sekitar Rp50 miliar. Sebelum dibuat sendiri di Mekkah, kiswah biasanya dibuat di Mesir dan India dan diberikan kepada pemerintah Saudi sebagai hadiah.
Kiswah terdiri dari lima bagian, empat bagian untuk menutupi empat sisi Ka`bah dan satu bagian lagi untuk menutup bagian pintu Ka`bah. Di balik kiswah hitam, ada kain berwarna putih yang disebut Bithana Kiswah. Kain itu untuk meresap uap dari dinding Ka`bah dan menghalangi panas yang diserap dari kain kiswah yang hitam. Kain ini mengandung daya serap untuk menghindarkan panas yang berlebihan dan mencegah dinding Ka`bah retak.
Menurut sejarah, semasa Nabi Muhammad SAW, Rasullullah pernah menghadiahkan kiswah Al-washail. Nabi Muhammad SAW yang pertama kali mengiswahi Ka`bah. Cara ini kemudian diteruskan oleh Khulafa Urrasyidin, seperti Umar Bin Al-Khatab dan Utsman Bin Affan serta beberapa khalifah Bani Umayyah.
Di masa sekarang, para raja di Kerajaan Arab Saudi dengan menggunakan kiswah dari pabrik khusus pembuat kiswah di Mekah. Pencucian Ka`bah kali ini disaksikan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla beserta rombongan. Prosesnya adalah dinding Ka`bah dibersihkan dengan air bercampur minyak wangi. Setelah bersih dan bagian dalam Kabah disapu, tamu-tamu negara memasuki bagian dalam Ka`bah.
"Kami melakukan shalat di dalam Ka`bah," kata Dubes Salim. Menurut sejumlah orang yang pernah memasuki ke dalam Ka`bah, jika sudah di dalam Ka`bah, jemaah boleh shalat dengan menghadap ke mana saja. "Ini rasanya, Ka`bah ada di dalam hati kita.
Maknanya, sesungguhnya kita sama di depan Allah," kata seorang diplomat Indonesia di Arab Saudi. Mantan Menteri Agama Tarmizi Taher yang sudah 13 kali mendapat kesempatan memasuki Ka`bah, pernah mengatakan bahwa dinding dalam Ka`bah, atap, lantai serta dua tiangnya biasa saja seperti dinding batu lainnya.Setiap kali masuk bangunan berbentuk kubus itu, kata Amirul Haj 2006 itu, ia menunaikan shalat dua rakaat sebanyak empat kali, masing-masing dua rakaat shalat menghadap ke arah dinding yang berbeda.
Tarmizi mengakui bagi umat Islam, memasuki Ka`bah mungkin merupakan impian yang tak akan terwujud, jika bukan tamu negara Kerajaan Arab Saudi, bahkan menyentuh dinding luar Ka`bah ketika melakukan thawaf di tengah ratusan ribu manusia saja sangat sulit.Mereka yang bisa masuk ke dalam Kabah dinilai sangat beruntung, karena Ka`bah adalah tempat ibadah pertama di bumi dan dibangun sejak Nabi Ibrahim AS. (*)
Copyright © 2008 ANTARA
Kamis, 24 Januari 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar