Selasa, 11 Agustus 2015

Rempah-rempah Indonesia Curi Perhatian di Milan Expo

Oleh Akhmad Kusaeni

DARI zaman penjajahan sampai zaman kemerdekaan sekarang, ternyata orang-orang Eropa sangat tertarik dengan rempah-rempah. Gak percaya? Ini buktinya.

Sejarah mencatat, orang Belanda dan Portugis pada era penjelajahan dan penaklukan dunia pada abad ke-16 datang ke nusantara antara lain untuk mencari rempah-rempah. Sejumlah benteng bangsa Eropa di Ternate, misalnya, menjadi saksi bisu persaingan dan perebutan pengaruh pada abad kolonialisme itu, pada saat Eropa begitu haus akan rempah-rempah.

Persaingan Belanda dan Portugis di Maluku tercermin dari sebuah iklan di Batavia se Nouvelles, koran pertama pada masa Hindia Belanda yang kini menjadi Indonesia. Diterbitkan oleh Jan Piterzoon (JP) Coen, koran tersebut pada 17 Agustus 1744 memuat sebuah iklan berjudul "Memorie De Nouvelle".

Iklan itu dirancang sendiri oleh JP Coen dalam bahasa Belanda. Isinya untuk melawan aktivitas monopoli rempah oleh pedagang Portugis. Targetnya untuk meruntuhkan dominasi perdagangan rempah Portugis dari Maluku dan Ambon.

Itu dulu zaman penjajahan. Sekarang orang-orang Eropa, seperti nenek moyangnya, masih sangat tertarik dengan rempah-rempah Indonesia. Ini terbukti dari bagaimana rempah-rempah yang dipajang di Paviliun Indonesia mencuri perhatian pengunjung Milan Expo.

Di satu ruangan Paviliun Indonesia dipamerkan pulau-pulau Indonesia yang berjejer sambung-menyambung dari Sabang sampai Merauke. Di atas pulau-pulau itu, ditaruh macam-macam rempah dari Indonesia seperti lada, pala, cengkih, jahe dan ketumbar.

Display rempah-rempah itu merupakan spot yang termasuk disukai pengunjung. Sebagian pengunjung ada yang mencomot, mencium baunya yang khas, dan ada juga yang membawa pulang rempah-rempah itu sebagai semacam souvenir.

Kekayaan dan keragaman rempah-rempah Indonesia memang tak perlu diragukan lagi. Wilayah Sabang sampai Merauke memiliki berbagai kekhasan rempahnya masing-masing yang dijadikan bahan bumbu menjadi aneka makanan yang istimewa.

Setelah melihat rempah-rempah, pengunjung Paviliun Indonesia langsung bisa merasakan bagaimana lezatnya makanan dengan bumbu rempah-rempah itu di Bogor Café Desa Restaurant. Mereka bisa menikmati rendang, sate bumbu kacang, atau soto Betawi.

Kehadiran area rempah-rempah Indonesia di Paviliun Indonesia ini merupakan sarana pembuktian pengakuan internasional pada kekayaan rempah, bumbu, dan citarasa masakan nusantara yang unik, lezat dan memiliki nilai budaya yang penting bagi di dunia. [***]
Akhmad Kusaeni,
Pencinta Budaya dan Kuliner Indonesi
Dimuat di Rakyat Merdeka Online 11 Agustus 2015
http://www.rmol.co/read/2015/08/11/213044/Rempah-rempah-Indonesia-Curi-Perhatian-di-Milan-Expo-

Tidak ada komentar: