Selasa, 11 Agustus 2015

Wah, Kue Pancong dan Wedang Ronde Bertengger di Milan Expo 2015

Oleh Akhmad Kusaeni 
Menikmati kue pancong dan wedang ronde di Jakarta Fair adalah hal yang biasa, sama sekali tidak istimewa. Tapi bisa menikmati kue pancong dan wedang ronde di ajang pameran internasional Milan Expo, Italia, baru luar biasa. Itu baru sangat istimewa.

Sensasi jajan pasar itulah yang dijanjikan pengelola Paviliun Indonesia di Milan Expo pada 15, 16, dan 17 Agustus 2015. Dengan tema 'Marvelous 70' sebagai bentuk puji dan syukur atas 70 tahun kemerdekaan Republik Indonesia, panitia menjanjikan membawa kemeriahan pesta 17 Agustusan di Milan.

Pengelola Bogor Café Desa Restaurant di Paviliun Indonesia lewat chef-chef terbaiknya bakal memenuhi kerinduan pengunjung terhadap makanan dan jajanan pasar Indonesia.

Masakan yang disajikan oleh Bogor Café Desa Restaurant yang disajikan dalam rangkaian 17 Agustus-an adalah mini nasi tumpeng, ayam goreng bumbu kuning, daging rendang, ikan rica-rica dan tempe orek.

Tidak ketinggalan, jajanan pasar juga dihadirkan di Food Stall yang terletak di bagian luar Paviliun Indonesia, di antaranya kue cubit, kue pancong, kue apem, wedang ronde, es teller, dan gado-gado.

Ada juga sate ayam bumbu kacang yang menjadi favorit pengunjung Paviliun Indonesia dan selalu menjadi menu andalan di Food Stall. Setiap hari sekitar 300-an pengunjung antri untuk menikmati sate kesukan Presiden Amerika Serikat Barack Obama itu.

Para WNI yang berkunjung ke Paviliun Indonesia pada tanggal 15, 16 dan 17 Agustus 2015 selain mendapat penawaran paket makanan dan minuman juga mendapat hadiah-hadiah spesial. Selain itu, Tersedia juga grand prize bagi pengunjung yang beruntung.

Berbagai macam doorprize menarik telah disiapkan oleh Paviliun Indonesia dalam menyambut acara 'Marvelous 70' ini, salah satunya adalah tiket pesawat AMS – JKT – AMS dan tiket nonton pertandingan Inter Milan. Belum lagi puluhan voucher menginap di Discovery Kartika Plaza Bali, Hotel Borobudur Jakarta, dan Discovery Hotel & Convention Ancol.
Dimuat di Republika 11 Agustus 2015
http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/kuliner/15/08/11/nsw3em359-wah-kue-pancong-dan-wedang-ronde-bertengger-di-milan-expo-2015

Rempah-rempah Indonesia Curi Perhatian di Milan Expo

Oleh Akhmad Kusaeni

DARI zaman penjajahan sampai zaman kemerdekaan sekarang, ternyata orang-orang Eropa sangat tertarik dengan rempah-rempah. Gak percaya? Ini buktinya.

Sejarah mencatat, orang Belanda dan Portugis pada era penjelajahan dan penaklukan dunia pada abad ke-16 datang ke nusantara antara lain untuk mencari rempah-rempah. Sejumlah benteng bangsa Eropa di Ternate, misalnya, menjadi saksi bisu persaingan dan perebutan pengaruh pada abad kolonialisme itu, pada saat Eropa begitu haus akan rempah-rempah.

Persaingan Belanda dan Portugis di Maluku tercermin dari sebuah iklan di Batavia se Nouvelles, koran pertama pada masa Hindia Belanda yang kini menjadi Indonesia. Diterbitkan oleh Jan Piterzoon (JP) Coen, koran tersebut pada 17 Agustus 1744 memuat sebuah iklan berjudul "Memorie De Nouvelle".

Iklan itu dirancang sendiri oleh JP Coen dalam bahasa Belanda. Isinya untuk melawan aktivitas monopoli rempah oleh pedagang Portugis. Targetnya untuk meruntuhkan dominasi perdagangan rempah Portugis dari Maluku dan Ambon.

Itu dulu zaman penjajahan. Sekarang orang-orang Eropa, seperti nenek moyangnya, masih sangat tertarik dengan rempah-rempah Indonesia. Ini terbukti dari bagaimana rempah-rempah yang dipajang di Paviliun Indonesia mencuri perhatian pengunjung Milan Expo.

Di satu ruangan Paviliun Indonesia dipamerkan pulau-pulau Indonesia yang berjejer sambung-menyambung dari Sabang sampai Merauke. Di atas pulau-pulau itu, ditaruh macam-macam rempah dari Indonesia seperti lada, pala, cengkih, jahe dan ketumbar.

Display rempah-rempah itu merupakan spot yang termasuk disukai pengunjung. Sebagian pengunjung ada yang mencomot, mencium baunya yang khas, dan ada juga yang membawa pulang rempah-rempah itu sebagai semacam souvenir.

Kekayaan dan keragaman rempah-rempah Indonesia memang tak perlu diragukan lagi. Wilayah Sabang sampai Merauke memiliki berbagai kekhasan rempahnya masing-masing yang dijadikan bahan bumbu menjadi aneka makanan yang istimewa.

Setelah melihat rempah-rempah, pengunjung Paviliun Indonesia langsung bisa merasakan bagaimana lezatnya makanan dengan bumbu rempah-rempah itu di Bogor Café Desa Restaurant. Mereka bisa menikmati rendang, sate bumbu kacang, atau soto Betawi.

Kehadiran area rempah-rempah Indonesia di Paviliun Indonesia ini merupakan sarana pembuktian pengakuan internasional pada kekayaan rempah, bumbu, dan citarasa masakan nusantara yang unik, lezat dan memiliki nilai budaya yang penting bagi di dunia. [***]
Akhmad Kusaeni,
Pencinta Budaya dan Kuliner Indonesi
Dimuat di Rakyat Merdeka Online 11 Agustus 2015
http://www.rmol.co/read/2015/08/11/213044/Rempah-rempah-Indonesia-Curi-Perhatian-di-Milan-Expo-